24Jul 2009 Tempat Kursus. Tag. Cari Perusahaan » Pencarian Detail. Lia and Riza's Site - Kursus Persiapan TOEFL iBT LBPP LIA Yogyakarta/ STBA LIA Yogyakarta- Kursus Bahasa Inggris yang kompeten, Kursus Ticketing . LBPP-LIA menyelenggarakan kursus bahasa Inggris untuk siswa SD mulai kelas 1-6, SMP,
Untukbisa ikut kelas di kursus bahasa Inggris LBPP LIA Surabaya, anak Mama perlu mengikuti placement test terlbih dahulu. LBPP LIA ini bisa Mama temui di seluruh Indonesia. Harganya juga cukup terjangkau Ma! Mulai dari Rp800 ribu hingga Rp2 juta untuk kelas persiapan TOEFL. Lokasi: LBPP LIA Ngagel - Jl. Ngagel Jaya No. 8
Berkatlatihan dán persiapan tersebut sékarang saya sudah ménjadi sarjana di saIah satu universitas négeri di Medan. Update: Cara Mendapatkan Skor toefl di atas 500 (pengalaman). Oh ya jadi curhat, Ok langsung saja bagi Anda yang sudah tidak sabar lagi untuk memilikimendapatkan kumpulan soal-soal toefl silahkan lihat disini.
63IpB9R. Kursus Persiapan Tes TOEFL atau LIA Preparation Course for the TOEFL Test of English as a Foreign Language adalah program yang dirancang untuk mereka yang ingin mengambil paper-based TOEFL, dengan tujuan untuk membantu para peserta kursus mempersiapkan diri sebelum mengikuti tes TOEFL. Peserta akan mempelajari berbagai jenis soal, serta strategi dan tips yang tepat untuk menyelesaikan soal dengan benar, sehingga peserta akan lebih percaya diri dalam menghadapi tes TOEFL di masa yang akan datang. Serangkaian latihan listening, structure, dan reading, yang diikuti dengan diskusi untuk menganalisa soal, akan membantu peserta mencapai skor yang diinginkan secara bertahap. keunggulan program Program LIA Preparation Course for the TOEFL dirancang untuk Meningkatkan kepercayaan diri para peserta dalam menghadapi tes TOEFL. Melatih peserta dalam mengidentifikasi kelemahan yang mereka miliki dan menggunakan hal tersebut sebagai titik landasan untuk bergerak maju. Melatih peserta dalam menganalisa soal, sehingga semakin jeli dalam memprediksi jawaban. Membangun dan mempertahankan motivasi belajar para peserta melalui materi yang relevan dengan kebutuhan dan aktivitas belajar yang variatif, fun, serta tepat sasaran. metode Pembelajaran Kegiatan belajar di kelas terdiri dari beragam aktivitas yang difokuskan untuk membantu peserta mencapai tujuan belajar secara bertahap. Untuk bagian Structure, peserta akan diperkenalkan dengan berbagai grammatical rules, yang diikuti dengan kuis dan latihan soal. Untuk bagian Reading, peserta akan diberikan serangkaian bacaan dengan soal-soal, sehingga mereka mendapat kesempatan untuk berlatih membaca secara intensif dan ekstensif. Melalu rangkaian bacaan ini mereka juga akan sekaligus berkesempatan untuk memperluas perbendaharaan kosakata. Untuk bagian Listening, para peserta akan diberikan kesempatan untuk mendengarkan berbagai dialog atau monolog yang diikuti oleh soal-soal. Dialog dan monolog yang terdapat dalam latihan dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk-bentuk soal yang ada dalam tes TOEFL yang sesungguhnya. Hal ini akan membantu para peserta untuk terbiasa dengan format tes dan pertanyaan, sehingga mereka akan lebih mudah memprediksi jawaban yang benar. durasi 1 level berdurasi 3 bulan 22 sesi per level. Tiap sesi terdiri dari kegiatan belajar yang berlangsung selama 110 menit. materi Materi belajar menggunakan buku yang ditulis oleh tim penulis LIA, dimana tiap peserta akan memperoleh student book yang juga tersedia dalam bentuk e-book. TOEFL Preparation 1, untuk level 1 TOEFL Preparation 2, untuk level 2 TOEFL Preparation 3, untuk level 3 TOEFL Preparation 4, untuk level 4 evaluasi Evaluasi kemajuan belajar dilakukan secara berkala melalui mid tests dan final tests. Penilaian performance harian juga dilakukan untuk evaluasi yang lebih komprehensif. sertifikat Siswa akan menerima sertifikat setelah menyelesaikan setiap level dari program TOEFL Preparation. tes penempatan Tes penempatan diberikan sebelum kegiatan belajar dimulai, untuk menetapkan level awal yang akan peserta ikuti. Daftar Kelas Reguler Sekarang Daftar Kelas Intensif Sekarang
Sebenernya aku gak sengaja kursus di LIA. Lho kok? Yups… mauku di WSE atau di EF. Ngimpi tinggi dengan dompet yang ga sepadan – sedih.. hiks.. Aku kuliah di Universitas Pamulang Jurusan Sastra Inggris. Memasuki semester kedua ternyata sangat susah menurutku. Khususnya di bagian Speakingnya. Di Semester satu bisa dibilang aku beruntung bisa dapet IPK 4 yay Tapi gak begitu puas dengan kemampuanku. So, aku diskusi ama teman hidup’ku gimana sebaiknya. Pertama kami coba search di gugel’ dimana tempat kursus bahasa inggris terbaik. Banyak info yang bilang di WSE itu yang terbaik. Tapi suamik bilang mending di LIA aja. Dulu dia pernah ikut tes di LIA gitu. But, aku ngotot cari info di WSE dan EF. Pokonya harus diantara 2 itu batinku. Awalnya aku chat di web WSE langsung. Terus ditanyain nama n nomer hp. Selang 2 menit yup, cepet banget tanggapannya aku ditelepon sama CSnya. Aku lupa siapa namanya, pokonya mbaknya itu bilang besok aku diundang ke cabang WSE terdekat. Observasi sehari ikut kursus gratis. Gratis bawa teman juga. Terus bisa tes juga gratis. Nanti baru dibicarain masalah biaya. Aku ngotot dong tanya masalah biaya. Tapi yah gitu deh pinter banget berbelitnya. Dan bikin aku was-was. Suamik sih uda yakin kayanya mahal deh, cz pelayanannya cepet gitu. Oke… disini aku mikir, hmm… mending ke EF aja kalo gitu. Sebelumnya aku uda ikut tes di EF via web dan dapet level 6. Wah… alamat gak lama-lama kursusnya nih. Seneng dong. Uda bikin janji temu emang sebelum aku cari web WSE. Tapi kata suamik lagi agak kejauhan EFnya. Di FX sudirman gitu sedang aku tinggal di daerah Pamulang. Aku bimbang tuh… Akhirnya aku putusin cari mana yang terbaik antara WSE atau EF. Lagi-lagi mengesampingkan LIA rekomendasi dari sang kepala keluarga. Aku kaget dong begitu baca review-reviewnya. BUSET MAHAL AMAAAT Capslock Woii!! Di WSE program 6 bulan seharga 21juta menurut salah satu blogger yang uda sempet ikut tes disana dan ga jadi juga karena kemahalan. Buatku nilai 21 juta itu ga murah. Kami mau beli motor nunggu 1 tahun loh buat ngumpulin biaya. Itu seharga 16juta. Lha ini 21juta?? Beliin motor bekas bisa dapet 2. Aku move on dong dari WSE. Terus call mbak CS nya tadi untuk cancel meetingnya. Sebelum kejebak hal yang sama, aku gugel lagi nyari review tentang EF berapa biayanya selama 6 bulan. Dan ternyata…. 11 juta. Oh sh*t. Itu lebih mahal dari biaya semesteranku selama diumpam. Mungkin biaya semesteran selama 4 tahun masih lebih terjangkau dari ini. And yah… aku nyerah dengan kedua tempat kursus ternama itu. Budgetku mungkin hanya sekitar 3jutaan. Miris banget ya perbandingannya.. hiks.. Dan dengan berat hati aku baru mau nyari info tentang LIA. Jujur aja aku kudet. Nggak tau sama sekali tentang LIA. Dan waktu cari info itu aku tertegun. LIA menempati urutan ke 3 tempat kursus terbaik di Indonesia menurut salah satu web. Waoooh.. Cari info biaya dong. Takut ngezonk kaya kedua tempat kursus diatas kan ya. Dan oke… harganya terjangkau dan masih sesuai ama budget yang diberikan pak kepala. Yang nunjukin lokasinya adalah suamik. Tapi dia menolak nganterin dan milih ngegame. What? Tega.. huhu.. Jaraknya sekitar 3km dari rumah. Gak nyangka banget ternyata dekeet. Okelah aku samperin setelah sebelumnya bikin janji dulu. Disuruh dateng kesana jam 1 keatas untuk sekalian ikut ujian placementnya. Sebelum berangkat aku nanya dong ke suamik, sebaiknya ambil kursus apa? Btw, untuk umum/mahasiswa dewasa ada 4 pilihan kelas yang bisa kita ambil. Pertama EA English for Adults, kedua CV conversation, lalu ada TP dan BCV yang dua ini aku ga tau kepanjangannya apa. Nah EA itu untuk general English. Jadi teorinya lebih banyak. Kalo CV itu lebih banyak praktek conversationnya. Akhirnya sama suamik suruh pilih CV aja karena general englishku udah bagus kata dia makasih loh swam.. he.. he.. Siang itu aku berangkat dari rumah sekitar pukul 1 lebih dikit. Sampe sana pukul Terus disuruh bayar pendaftaran testnya. Bayarnya padahal di kertasnya ada tulisan Kuitansinya 100ribu sih tapi kan… Pokonya begitulah… yang mana yang bener aku nggak tau karena juga ga dijelasin. After that, aku dikasih formulir warna ijo maaf ga sempet foto. Itu isi identitas sih. Tapi di lingkarin gitu macam tes. Berasa dong yang namanya panjang and alamatnya panjang juga. RT, RW, Kodepos, no hp, TTL semuanya diisi pake mengarsir buletan-buletan gitu. Lama banget deh pokonya. Karena ga selesai-selesai, si embaknya nyuruh aku ikut tes dulu. Ngisi datanya bisa nanti. Oke ditempat tes ada 3 orang. Aku, anak SMA cewek and 1 cowok dibelakang. Tesnya hampir sama kaya ujian biasanya. 100 soal 60 menit. 40 listening 60 Pilihan ganda. Dan semuanya tentang conversation yaiyalaaah… Aku ngerjain dalam waktu 40menitan. Setelah itu langsung ku serahkan ama petugas yang barusan masuk. Aku lanjut isi data diri tadi. Abis itu kuserahin ke resepsionis. Aku tanya dong kapan hasilnya bisa didapet. Eh katanya hasilnya uda keluar. Whattt?? Belum ada 5 menit setelah kuserahin loh. Dan katanya CV ku level 3. Yaaah Ya sudahlah yah… Padahal aku berharap bisa level 5 aja biar gak lama-lama kursusnya. Btw, disini biayanya perlevel ya. Bagusnya sih bisa dicicil. Tapi kubayar lunas karena ada diskonnya. Mak mak diskonan Menuju level 6 berarti musti kursus selama 1 tahun perlevel 3 bulan woaaah… maafkan daku suamik.. lagi-lagi lebih mahal dari biaya kuliah per semester. Wokehlah.. ga papah.. yang penting semoga bisa membantu perbaikan kualitas dan pengetahuan. Btw, aku kursus bukan karena ngejar nilai bagus. Tapi untuk diri sendiri. Supaya bisa lebih lancar and lebih baik. Supaya bisa bersaing diluar sana. Dan supaya lain kali kalo pas jalan-jalan ke LN lagi gak nyusahin suamik gegara ketahan di Imigrasi karena ga paham bahasa. Wkwkw.. jadi malu. Sebenernya bahasanya sih ngerti. Ga bodo-bodo amat lah.. Tapi berhubung mereka juga bukan native speakers jadi ngomong inggrisnya masih pake logat and aksen mereka. Ketebak dong negara mana? Wkwkw.. So, yah… jadwal CV hanya seminggu sekali tiap hari sabtu. Tapi bo’.. waktunya lebih lama dibanding lagi-lagi satu mata kuliah. Dari jam 9 pagi sampe jam 1 siang. Wik… gudbye hari libur. Seminggu penuh deh akhirnya.. Eh enggak juga deng. Ini abis UAS ada libur kuliah 2 bulan. Jadi gak berat lah.. Lanjut ke review tentang pengajaran disana. Aku ga ngerti sistem ajar di tempat lain. Sejujurnya ini pertama kalinya aku ikut kursus. Dari dulu aku gak pernah ngalamin yang namanya kursus kecuali kursus tambahan setelah pulang sekolah jaman waktu SD dulu. So, yah… pengalaman ini benar-benar baru buat aku. Awal kursus hanya ada 6 orang yang datang padahal di list kurang lebih ada 17 orang. Mungkin karena masih banyak yang liburan dan pulang kampung kali ya. Secara abis UAS gitu. Yang ngebuat aku seneng adalah sistem ajarnya fun banget. Se-fun apa? Rasanya kalian musti coba sendiri deh. Yang pasti ngebuat kalian ga malu ngomong dalam bahasa inggris, ga minder, dan lulus dari sini mungkin bisa jadi penyanyi ? Just Kidding v Kelasnya nggak boring dan materi yang disampaikan beneran gampang dimengerti dan dipraktekkan. Btw teorinya hanya 10%-20%. Yang paling banyak adalah praktek. So, aku yakin banget kursus ini amat sangat cocok buatku. Dan selama pengajaran disini dilarang ngobrol pake bahasa Indonesia. Harus selalu menggunakan bahasa inggris bahkan untuk bisik-bisik sekalipun. v Pengajarnya peka banget guys. Kalau ketahuan atau keceplosan siap-siap dihukum. Tapi hukumannya mengasyikkan kok. Tetep sih masih berhubungan dengan bahasa inggris dan gak melenceng dari sistem pembelajaran. Aku sih recomended banget buat kalian yang pengen kursus di tempat terbaik dengan harga terjangkau. So, semoga review curahan hati ini membantu kalian semua yang ingin kursus di LIA. Btw ada yang lebih murah dari LIA. Namanya LPIA dan ILP. Muridnya juga ga sebanyak di LIA dan mungkin diharapkan peserta kursusnya lebih mengerti. Di LIA perkelas sekitar 15-20 orang. Sedang di LPIA sekitar 7 orang. Ini temenku yang cerita karena dia uda kursus disana. Di LPIA harganya juga lebih terjangkau. Sekitar untuk 3 bulan 2x seminggu. Oiya harga ini untuk Conversation Class. Kalau kelas lain aku nggak tau. Silahkan di cek diwebnya masing-masing. Btw, LIA juga menyediakan fasilitas test EPT, TOEFL, TOEIC, IELTS, A-EPT dengan harga yang terjangkau. Kalau ada pertanyaan dan lain-lain jangan segan tanya dikolom komen ya… Kalau aku ngerti pasti kujawab. So, sampai jumpa di review-review selanjutnya guys…
Haloo, akhirnya aku mulai menulis lagi setelah vakum 3 bulan-an. Kali ini aku mau cerita soal pengalaman tes Bahasa Inggris mulai dari TOEFL ITP sampai akhirnya tes IELTS dengan nilai “cukup” buat mempersiapkan apply beasiswa yang mau aku tuju. Sebelumnya, aku mau mengucapkan terima kasih untuk kedua orang tua yang masih mensupport baik dalam bentuk dana maupun doa untuk bisa mencapai titik ini hehe. TOEFL ITP part 1 Waktu itu aku berpikiran untuk menjajal TOEFL ITP di UPT Bahasa ITB karena aku merasa aku belum berprogress sama sekali untuk rencana S2. Aku harus start dari satu titik supaya aku tau sebenernya kemampuan Bahasa Inggrisku sudah sampai mana secara formal. Akhirnya, aku memutuskan untuk mendaftar tes TOEFL sekitar bulan Agustus untuk tanggal tes 3 Oktober 2018. Aku mengajak Iqbal untuk tes bareng supaya ada teman belajar. Sampai mendekati hari H, kami cuma belajar… Sedikit. Ini faktor karena aku merasa bahwa ini ajang uji coba untuk melangkah selanjutnya. Targetku waktu itu 580/670. Waktu itu aku habis menghadiri pameran pendidikan Australia dan Inggris. Setelah banyak berkonsultasi dengan pihak kampus, banyak yang bilang membutuhkan nilai untuk IELTS setara dengan TOEFL ITP 580. Di titik ini, aku belum tau ingin menuju universitas mana, menggunakan beasiswa apa, dan apa saja detail yang harus dipersiapkan. Aku hanya merasa bahwa kalau aku mau S2 tahun 2019, aku harus mulai bergerak. Hasil TOEFL ITP keluar sekitar 2 minggu kemudian. Aku iseng-iseng mengecek web UPT Bahasa ITB dan diberitahukan bahwa hasilnya sudah bisa diambil. Saat jam makan siang, aku mampir ke UPT Bahasa untuk mengambil hasil milikku dan Iqbal. Ternyata hasilnya… Listening Comprehension 59 Structure & Writing Expression 47 Reading Comprehension 58 Total Score 547 Mendaftar Les LIA untuk Preparation IELTS Sebelum tes TOEFL dilaksanakan, sebenarnya aku sudah ada rencana untuk mengikuti les preparation IELTS di bulan Juni untuk intake Juli. Aku sudah mendaftar dan sudah keluar hasil placement tes. Tapi, akhirnya aku memutuskan untuk menunda les hingga term selanjutnya yaitu di awal Oktober karena sempat bekerja di Jakarta. Ada alasan khusus kenapa aku memilih les di LIA. Jadwalnya bisa di hari Sabtu pagi dan hanya seminggu sekali. Jadwalnya sangat cocok untuk orang yang sehari-harinya bekerja. Biayanya lumayan murah dibandingkan dengan lembaga lain. Biaya les disini totalnya untuk 3 bulan. Untuk biaya pendaftarannya juga cukup murah, sekitar termasuk placement test. Placement test disini menggunakan simulasi yang mirip dengan tes IELTS. Umumnya, pertemuan bisa dibuat 1 minggu 1x dengan durasi 4 jam atau 1 minggu 2x dengan durasi 2 jam. Jadwal ini akan disepakati bersama dengan orang-orang yang sama levelnya. Dekat dengan rumah. Aku mengambil tempat les di LIA Riau, sekitar 10 menit dari rumah. Aku berpikir jika harus mengambil les dengan jarak yang jauh, kapan istirahatnya??? TOEFL ITP Part 2 Dari jadwal tes pertama TOEFL ITP pertama hingga keluar nilai, aku sebenarnya sudah memutuskan untuk mendaftar tes IELTS. Aku sengaja memilih jadwal terakhir di tahun 2018 dengan pertimbangan Mendekati selesai les preparation IELTS LIA Mencegah harga naik sebelum pergantian tahun Masih ada waktu untuk tes ulang bila hasilnya belum mencukupi untuk daftar universitas di Aussie. Apapun hasilnya TOEFL ITPnya, dari situ aku tau seberapa jauh kemampuanku untuk mengusahakan belajar tes IELTS. Agak tidak relevan, tapi mungkin aku merasa bahwa aku perlu motivasi lebih untuk mengejar hal ini. Salah satu kekurangan di LIA adalah peserta hanya mengetahui levelnya kelas yang bisa dimasuki, bukan berapa band hasil simulasi IELTSnya. Karena kegagalan pertama, aku berpikir untuk mengambil tes TOEFL ITP part 2. Hal ini aku lakukan karena aku takut gagal di IELTS. Aku mencari jadwal yang paling dekat, sekitar 2 minggu. Aku mendaftar untuk tanggal tes di 10 November 2018 di BLCI. Untuk tes yang kedua, aku sengaja mencari tempat tes yang bisa di hari Sabtu karena tidak enak untuk izin ke kantor. Untuk harga tes, UPT Bahasa ITB dan BLCI sama-sama memasang harga 450rb. Perbandingan layanan tempat tes, sebenarnya tidak jauh berbeda karena hanya datang, absen di meja, kemudian masuk kelas. Aku lebih menyarankan untuk test di UPT Bahasa ITB karena ruang kelasnya lebih enak dan toiletnya lebih nyaman. Toilet di BLCI seperti tidak terurus 🙁 Setelah hasilnya keluar 2 minggu kemudian… Ternyata aku sangat lemah di Grammar. Listening Comprehension 60 Structure & Writing Expression 47 Reading Comprehension 59 Total Score 553 Structurenya tidak naik sama sekali kawan-kawan… Dari titik ini, sebenarnya aku sangat panik untuk mengukur kemampuan IELTSku bagaimana. Tapi aku juga sadar, sepertinya aku punya kesempatan untuk menjadi lebih siap di IELTS karena IELTS tidak hanya fokus pada grammar. Sebelumnya, aku tidak mengambil prediction IELTS waktu itu karena keterbatasan informasi. Aku tidak sempat terpikir untuk mencari lembaga mana saja yang menyediakan tes IELTS. Tapi karena kejadian tes TOEFL 2x berturut-turut dan hasilnya tidak memuaskan, aku akhirnya malah mencari informasi soal prediction IELTS. Pencarian Tempat IELTS Prediction Dengan kemampuan Googling dan otak yang lebih cerah serta mencari Contact Person dari berbagai macam tempat les, aku memutuskan untuk pencarian tempat IELTS Prediction. Later I know, IELTS Prediction bisa diambil di beberapa tempat Ivy League, Setiabudi dengan harga sekitar ~100rb dengan speaking seingatku dia paling murah LIA dan EF tidak menyediakan. BLCI ada setiap Senin-Jumat jam 8-13 dengan harga 150rb dengan speaking, 100rb tanpa speaking. IEDUC Cimanuk setiap Senin-Jumat jam 10 atau jam 13. Dengan speaking 325rb. Tanpa speaking 275rb Tapi semuanya hanya menyediakan tes di hari kerja di pagi hari dan aku tidak bisa izin di kantor. Selain itu, waktu untuk menuju IELTS sesungguhnya tinggal sekitar 1 bulan lagi. Persiapan IELTS Di tengah semua persiapan dari mulai TOEFL di bulan Oktober sampai tes sesungguhnya di bulan Desember, aku juga sudah belajar walau disambi sana sini. Sejujurnya, aku baru benar-benar mulai intensif setiap hari belajar setelah keluar hasil TOEFL yang pertama. Aku sangat tidak bisa belajar di depan komputer, jadilah aku membeli buku Barrons karena hanya dia yang tersedia di Gramedia. Aku tidak sempat mencari online ke Periplus karena keterbatasan waktu. Di buku Barrons, aku menyelesaikan semua soal listening dan reading dalam waktu cukup singkat, hanya sekitar 2 minggu. Berdasarkan hasil tes TOEFL, aku tidak memiliki rintangan yang terlalu susah. Aku sudah terbiasa membaca buku fiksi dan non fiksi sejak kuliah karena tuntutan belajar. Untuk listening, aku sejujurnya banyak belajar dari mendengarkan audio book. Tipe audio book yang aku dengarkan adalah novel dengan banyak intrik gossip! Hal ini sangat membantu karena banyak intonasi pengisi suara yang naik turun. Untuk latihan writing, di LIA aku sudah cukup banyak latihan, tetapi tidak diberi feedback oleh gurunya L Ini cukup menghawatirkan karena aku benar-benar kehilangan arah, belum tau sudah sampai mana progress kemampuannya. Akhirnya aku bertanya kepada beberapa teman, ada yang menyarankan untuk menggunakan Sudah beberapa kali mencoba, tapi aku masih belum sreg karena website ini lebih menilai range vocabulary yang kamu gunakan. Later on, aku berpikir apakah lebih baik aku menggunakan jasa pengecekan essay? Apakah orangnya akan menilai dengan cepat? Disinilah, dari hasil Googlingku, aku menemukan orang yang merekomendasikan guru khusus IELTS bernama Mr. Hary. Aku mendapatkan kontaknya dari kolom komentar dan segera menghubungi beliau. Beliau adalah lulusan S3 Hukum yang memiliki concern di bidang pendidikan dan akhirnya membuka tempat les untuk IELTS. Beliau membuka les dengan system “workshop”, artinya sekali datang kamu diajarkan sampai bisa. Satu sesi bisa menghabiskan waktu minimal 3 jam hehehehe. Kalau kamu datang di sesi yang ber4-5, bisa lebih dari itu malah.. Beliau memastikan semua orang memang bisa untuk akhirnya belajar otodidak. Untuk total workshop IELTS yang lengkap, beliau memiliki total 5 workshop writing dibagi menjadi task 1 dan task 2. Setelah mengetahui harganya, aku cukup “woooow”. Tapi memang banyak yang berkomentar bahwa Mr. Hary mengajar dengan sangat jelas dan sangat bagus, dijamin setelah kelas dengan beliau, pasti lebih paham mengerjakan soal IELTS. Karena aku anaknya memang suka termakan omongan orang lain, akhirnya aku mengajukan dana ke yayasan papa mama hehe. Aku mengikuti workshop dengan Mr. Hary untuk task 1 dan task 2. Untuk task 1, Mr. Hary mengajarkan poin untuk mengerjakan setiap jenis grafik dan melihat mana poin penting yang harus dituliskan. Untuk task 2, beliau mengajarkan teknik spider writing. Teknik ini mengajarkan bagaimana menyusun kerangka essay secara jelas. Setelah workshop dengan Mr. Hary, beliau mengijinkan anak-anaknya untuk mengirim essay setiap hari asal jangan lebih dari 1 setiap hari biar beliau tidak bingung dan akan menilai kira-kira essay kita sudah ada di band berapa. Beliau juga memberi komentar singkat di titik mana bisa kita tingkatkan lagi. Dari titik ini, kemampuan writingku meningkat secara drastis karena aku cukup pede dengan penilaian beliau. Untuk speaking, jujur saja aku agak “mengabaikan” ini karena aku merasa kemampuan writingku butuh lebih banyak perhatian. Overall, speaking terbagi menjadi 3 part. Part 1 tentang hal-hal general mengenai diri sendiri, keluarga, atau hobi. Part 2, tentang suatu topik spesifik yang akan diberi waktu 1 menit untuk berpikir. Setelah itu monolog selama kurang lebih 2-3 menit. Part 3 adalah lanjutan dari part 1 atau part 2, tergantung pihak pewawancara. Aku pernah beberapa kali simulasi di LIA, tapi poin simulasinya yaitu di part 2, yang menjelaskan suatu topik. Latihan speaking ini dibarengi dengan topik latihan writing. Jadi aku menganggap jika aku writing sudah cukup baik, maka aku akan bisa speaking tanpa terlalu terbata-bata. Aku baru belajar speaking di 3 hari menuju tes saja. Aku latihan dengan topik yang disediakan dari Barrons dan menonton video Youtube untuk tipe speaking dari band Aku melihat bagaimana orang dari negara dengan aksen non Inggris berbicara dengan jelas dan mendapatkan nilai cukup bagus. Negara yang kutonton adalah Arab, Filipina, Thailand, China, dan India. Setelah menunggu 13 hari, akhirnya hasilnya keluar… Targetku waktu itu dengan minimal band Reading Listening Writing Speaking Overall Oh ya, untuk tes IELTSnya aku tes di IDP Bandung Jalan Naripan. Untuk tes Speaking, aku di tanggal 14 Des 2018. Sisanya di tanggal 15 Des 2018. Tips dariku sih lebih baik tes speaking terpisah dengan hari tes lain supaya pikirannya lebih fresh. Kalau digabung, kita sudah tes 3 aspek lain dan masih harus menunggu berjam-jam untuk mendapat giliran tes. Untuk ruangan ujian cukup oke. Kualitas speakernya bagus. Disana juga disediakan rautan dan pensil HB apabila kita lupa membawa alat tulis. Kekurangannya sih ruang tunggunya agak kecil dan waktu aku tes disana, di toiler airnya habis Tips Khusus untuk Setiap Aspek IELTS Tips ini aku rangkum baik dari yang pribadi aku lakukan atau hasil dari diskusi bersama teman-teman. Mungkin tidak semua hal applicable, tapi semoga bisa menemukan mana yang cocok untuk pola belajar teman-teman. Reading Membaca artikel bisnis di Harvard Business Review atau majalah lain dan menulis ulang. Kemudian dicek sudah seberapa mirip isi artikelnya. Membaca novel klasik Inggris yang memiliki struktur bahasa cukup sulit. Download soal latihan buku Cambridge katanya sih susah, tapi aku sendiri ga download Listening Mendengarkan audiobook atau podcast, menulis isinya, dan mencari transkripnya seberapa mirip isinya Latihan soal tanpa mengulang rekamannya Download soal latihan buku Cambridge katanya sih susah, tapi aku sendiri ga download Writing Menulis menggunakan Mencari soal task 1 dan task 2 dari website Mencari 10 most popular vocabulary dari bidang education, technology, healthcare, law, sport, etc untuk digunakan pada essay task 2 Latihan grammar Speaking Latihan monolog dan direkam untuk part 2 Latihan berbicara di cermin untuk melatih body language. Penting supaya kita menunjukkan antusisasme terhadap topik yang dibicarakan Latihan ngomong sama temen yang cukup ngerti Bahasa Inggris, biar bisa mengomentari cara kita ngomong. Hehe. Walau mungkin ga bisa point out soal grammar tapi bisa tau kalo kita patah-patah ngomongnya Jujur aja persiapan S2 tuh ribet dan mahal. Makanya aku sebisa mungkin berbagi ke temen-temen supaya lebih siap dan tidak mengulangi kesalahan yang aku buat. Yang baiknya harap diterima dan yang buruknya harap dimaklumi. Thank you for reading!