Dikisahkan dalam al-Jauhar al-Mauhub, bahwa suatu hari Nabi Musa as. kedatangan seorang lelaki Bani Israil yang berkeluh kesah atas nasib yang dideritanya. Dia berterus terang bahwa masa lalu hidupnya kelam. Hari-harinya hanya diisi dengan perbuatan tercela dan durjana. Tapi semenjak mendengar ajaran nabi Musa dirinya mengaku bertaubat. Hanya saja setelah bertaubat, justru hidupnya
Berkeluh kesahlah kepada Allah. Setiap ada masalah apalagi yang dianggap serius dan besar, manusia umumnya berkeluh kesah kepada sesama manusia. Beberapa di antaranya bahkan mencaci-maki diri sendiri, bahkan ada yang menuduh orang lain atas masalah yang dihadapi. Sikap seperti itu jelas tidak patut bagi seorang Muslim.
Akan tetapi di sisi lain, manusia memiliki sifat yang jelek seperti berkeluh kesah, tidak sabar dan kikir. bersandar hanya kepada Allah Swt semata, bukan be rbangga diri dengan amal dan
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, Bertawakkal lah hanya kepada Allah karena para salaf ketika tali sandalnya putus sebelum mereka mengadu kepada manusia mereka terlebih dahulu mengadu kepada Allah Subhanahu wata'ala,
Sesuatu untuk Dikatakan. Nats : Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu (Yesaya 50:4)Bacaan : Yesaya 50:4-10 Suatu kali Einstein diminta untuk men-jadi pembicara utama dalam acara makan malam di Swarthmore College.
Surat Al-Ma'arij Ayat 19. ۞ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ خُلِقَ هَلُوعًا. Arab-Latin: Innal-insāna khuliqa halụ'ā. Artinya: Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. « Al-Ma'arij 18 Al-Ma'arij 20 ».
mAiLfS.